Featured Articles
All Stories

Minggu, 22 Desember 2013

Rahasia Nabi Khidir Berumur Panjang
Kisah Islamiah malam dengan kisah Nabi Khidir. Ternyata ada suatu rahasia yang menyebabkan Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang ini. Tentu semua itu adalah kehendak Allah SWT terhadap hamba-Nya yang satu ini.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa'labi dari Imam Ali ra.

Semoga dengan kisah ini akan lebih memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa jika Allah SWT berkehendak maka akan TERJADILAH.
Tak seorang pun yang mampu menghalanginya.

Berikut Kisahnya.

Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada dirinya dengan menjadi seorang raja. Dialah Raja Iskandar Zulkarnaen, yang namanya telah tersebut dalam Al Qur'an.

Pada tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnaen berniat mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama Rofa'il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.

Dialog Malaikat dan Raja Iskandar Zulkarnaen.

Karena ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan yang paling terkenal adalah tentang ibadah para malaikat di langit. "Wahai Malaikat Rofa'il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit," tanya Raja Zulkarnaen. "Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya," jawab Malaikat Rofa'il.

"Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT," kata Raja Zulkarnaen.

"Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan," kata Malaikat Rofa'il. "Apakah engkau tahu tempat Ainul Hayat itu wahai Malaikat Rofa'il?" tanya raja. "Sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap," jawab Malaikat Rofail.

Setelah Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa'il tentang Ainul Hayat itu, maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu. Sebelumnya, raja bertanya kepada mereka tentang letak Ainul Hayat, tapi mereka semua menjawab tidak tahu.

"Wahai para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Ainul Hayat itu?" tanya raja. "Kami tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui," jawab salah seorang ulama.

Di luar dugaan, dari pertanyaan Raja Zulkarnaen tersebut, ada salah seorang ulama yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya. "Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam as bahwa beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap," kata ulama itu.

"Dimanakah bumi yang gelap itu?" tanya raja. "Yaitu di tempat terbitnya matahari," jawab orang alim ulama itu. Kemudian Raja Zulkarnaen menyuruh para pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan untuk mencari dan mendatangi tempat Ainul Hayat itu. "Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?" tanya raja. "Kuda betina yang masih perawan," jawab para sahabatnya.

Akhirnya raja mengumpulkan seribu kuda betina yang masih perawan dan ia memilih diantara 6 ribu tentaranya yang pandai serta ahli dalam mencambuk. Di antara para tentara itu, ada yang bernama Nabi Khidir as, bahkan beliau menjabat sebagai perdana menteri kala itu.

Perjalanan Mencari Ainul Hayat. Setelah dirasa semua cukup dan siap, maka berangkatlah Raja Zulkarnaen dan Nabi Khidir as yang ebrjalan di depan pasukan. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka mengetahui tempat terbitnya matahari.

Mereka pun menuju arah terbitnya matahari tersebut. Perjalanan ke temnpat tujuan tersebut memakan waktu 12 tahun lamanya untuk sampai di bumi yang gelap itu. Gelapnya bukanlah seperti di waktu malam hari, melainkan gelap karena ada pancaran seperti asap.

Raja Zulkarnaen sudah tak sabar lagi hendak masuk ke tempat gelap itu, namun salah seorang cendikiawan mencegahnya.
Para tentara berkata kepada raja, "Wahai Baginda, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini, karena tempat yang gelap ini berbahaya."

"Wahai prajurit, kita harus memasukinya, tidak boleh tidak," sanggah sang raja.

 Karena raja bersikeras hendak masuk, maka tak ada seorang pun yang berani melarangnya.
"Diamlah dan tunggulah kalian di sini selama 12 tahun. Jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa itu, maka kedatanganku terhadap kalian termasuk baik. Dan jika aku tidak datang dalam 12 tahun, maka pulanglah kalian kemabli ke negeri kalian," ujar sang raja.

Setelah itu raja mendekat dan bertanya kepada malaikat Rofa'il, "Apabila kita melewati tempat gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?" "Tidak bisa kelihatan" jawab Malaikat Rofa'il.

"Akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara. Jika mutiara itu ke atas bumi, maka mutiara itu dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian," jelas Malaikat Rofa'il lebih lanjut. Masuk ke Ainul Hayat.

Demikianlah, akhirnya Raja Iskandar Zulkarnaen masuk ke tempat yang gelap itu. Selama 18 hari lamanya tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam maupun siang. Tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi Nabi Khidir as. Pada saat mereka berjalan, maka ALlah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir as.

"Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu."
Setelah Nabi Khidir as menerima wahyu itu, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Berhentilah kalian di tempat masing-masing dan jangan kalian emninggalkan tempat kalian sebelum aku datang kepada kalian."

Kemudian Nabi Khidir as menuju kanan jurang hingga beliau menemukan Ainul Hayat itu. Beliau turun dari kudanya, melepaskan pakaiannya dan turun ke Ainul Ahaya tersebut.

Beliau mandi dan minum air sumber hidup tersebut dan beliau merasakan bahwa airnya lebih manis dari pada madu.
Sesudah mandi dan minum air tersebut, beliau keluar dari tempat itu kemudian menemui Raja Iskandar Zulkarnaen. Raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas diri Nabi Khidir as.

 Wallahu A'lam.

Rahasia Nabi Khidir Berumur Panjang

Rahasia Nabi Khidir Berumur Panjang
Kisah Islamiah malam dengan kisah Nabi Khidir. Ternyata ada suatu rahasia yang menyebabkan Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang ini. Tentu semua itu adalah kehendak Allah SWT terhadap hamba-Nya yang satu ini.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa'labi dari Imam Ali ra.

Semoga dengan kisah ini akan lebih memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa jika Allah SWT berkehendak maka akan TERJADILAH.
Tak seorang pun yang mampu menghalanginya.

Berikut Kisahnya.

Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada dirinya dengan menjadi seorang raja. Dialah Raja Iskandar Zulkarnaen, yang namanya telah tersebut dalam Al Qur'an.

Pada tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnaen berniat mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama Rofa'il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.

Dialog Malaikat dan Raja Iskandar Zulkarnaen.

Karena ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan yang paling terkenal adalah tentang ibadah para malaikat di langit. "Wahai Malaikat Rofa'il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit," tanya Raja Zulkarnaen. "Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya," jawab Malaikat Rofa'il.

"Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT," kata Raja Zulkarnaen.

"Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan," kata Malaikat Rofa'il. "Apakah engkau tahu tempat Ainul Hayat itu wahai Malaikat Rofa'il?" tanya raja. "Sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap," jawab Malaikat Rofail.

Setelah Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa'il tentang Ainul Hayat itu, maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu. Sebelumnya, raja bertanya kepada mereka tentang letak Ainul Hayat, tapi mereka semua menjawab tidak tahu.

"Wahai para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Ainul Hayat itu?" tanya raja. "Kami tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui," jawab salah seorang ulama.

Di luar dugaan, dari pertanyaan Raja Zulkarnaen tersebut, ada salah seorang ulama yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya. "Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam as bahwa beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap," kata ulama itu.

"Dimanakah bumi yang gelap itu?" tanya raja. "Yaitu di tempat terbitnya matahari," jawab orang alim ulama itu. Kemudian Raja Zulkarnaen menyuruh para pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan untuk mencari dan mendatangi tempat Ainul Hayat itu. "Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?" tanya raja. "Kuda betina yang masih perawan," jawab para sahabatnya.

Akhirnya raja mengumpulkan seribu kuda betina yang masih perawan dan ia memilih diantara 6 ribu tentaranya yang pandai serta ahli dalam mencambuk. Di antara para tentara itu, ada yang bernama Nabi Khidir as, bahkan beliau menjabat sebagai perdana menteri kala itu.

Perjalanan Mencari Ainul Hayat. Setelah dirasa semua cukup dan siap, maka berangkatlah Raja Zulkarnaen dan Nabi Khidir as yang ebrjalan di depan pasukan. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka mengetahui tempat terbitnya matahari.

Mereka pun menuju arah terbitnya matahari tersebut. Perjalanan ke temnpat tujuan tersebut memakan waktu 12 tahun lamanya untuk sampai di bumi yang gelap itu. Gelapnya bukanlah seperti di waktu malam hari, melainkan gelap karena ada pancaran seperti asap.

Raja Zulkarnaen sudah tak sabar lagi hendak masuk ke tempat gelap itu, namun salah seorang cendikiawan mencegahnya.
Para tentara berkata kepada raja, "Wahai Baginda, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini, karena tempat yang gelap ini berbahaya."

"Wahai prajurit, kita harus memasukinya, tidak boleh tidak," sanggah sang raja.

 Karena raja bersikeras hendak masuk, maka tak ada seorang pun yang berani melarangnya.
"Diamlah dan tunggulah kalian di sini selama 12 tahun. Jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa itu, maka kedatanganku terhadap kalian termasuk baik. Dan jika aku tidak datang dalam 12 tahun, maka pulanglah kalian kemabli ke negeri kalian," ujar sang raja.

Setelah itu raja mendekat dan bertanya kepada malaikat Rofa'il, "Apabila kita melewati tempat gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?" "Tidak bisa kelihatan" jawab Malaikat Rofa'il.

"Akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara. Jika mutiara itu ke atas bumi, maka mutiara itu dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian," jelas Malaikat Rofa'il lebih lanjut. Masuk ke Ainul Hayat.

Demikianlah, akhirnya Raja Iskandar Zulkarnaen masuk ke tempat yang gelap itu. Selama 18 hari lamanya tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam maupun siang. Tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi Nabi Khidir as. Pada saat mereka berjalan, maka ALlah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir as.

"Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu."
Setelah Nabi Khidir as menerima wahyu itu, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Berhentilah kalian di tempat masing-masing dan jangan kalian emninggalkan tempat kalian sebelum aku datang kepada kalian."

Kemudian Nabi Khidir as menuju kanan jurang hingga beliau menemukan Ainul Hayat itu. Beliau turun dari kudanya, melepaskan pakaiannya dan turun ke Ainul Ahaya tersebut.

Beliau mandi dan minum air sumber hidup tersebut dan beliau merasakan bahwa airnya lebih manis dari pada madu.
Sesudah mandi dan minum air tersebut, beliau keluar dari tempat itu kemudian menemui Raja Iskandar Zulkarnaen. Raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas diri Nabi Khidir as.

 Wallahu A'lam.

Posted at 19.15 |  by Unknown
Perjalanan Nabi Musa Mencari Nabi Khidir
Kisah Islamiah kali ini hadir dengan kisah menarik lainnya yang berhubungan dengan sosok setan yang banyak menyebabkan lupa kepada manusia.

Lupa ini bisa membawa petaka.

Setan pun sering memanfaatkan titik lemah ini dari manusia. Betapa banyak mereka yang dibuat lupa dalam urusan dunia apalagi agama.

BERIKUT KISAHNYA.

Pada suatu waktu Nabi Musa pernah bertanya kepada kaumnya, siapa manusia yang lebih pintar dan berilmu lebih dari yang ia miliki.

"Wahai kaumku, adakah manusia di muka bumi ini yang kepandaiannya melebihi aku? Yang ilmunya lebih banyak daripada aku?"

(Red: Nabi Musa bertanya demikian semata pasti ingin mempelajari ilmu biar tambah berilmu, bukan bermaksud sombong sedikitpun di hadapan manusia).

 Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab, dan akahirnya Nabi Musa membawa pertanyaan pada Allah SWT, pencipta alam semesta.

"Ada. Di muka bumi itu masih ada yang lebih dari dirimu Musa," Allah berfirman.
"Lalu dimanakah tempat orang itu berada, Ya Allah?" tanya Nabi Musa.
"Dia berada di antara pertemuan dua laut," Allah berfirman lagi.
"Dalam perjalananmu nanti, bawalah seekor ikan. Nantinya ikan itu akan meninggalkanmu. Dia akan mencari jalan sendiri ke pantai atau laut. Di tempat itulah orang yang kau cari berada."

Akhirnya, Nabi Musa memulai perjalanannya. Selama itu, dia ditemani oleh pembantunya yang bernama Yusyi' bin Nun. Nabi Musa berpesan kepadanya,

"Ingatkanlah aku bila ikan ini lepas dan meningglakan kita." "Baiklah," jawab Yusyi'.

Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan. Dan setelah berjalan cukup jauh, Nabi Musa dan pembantunya merasa lelah. Nabi Musa memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah batu besar. Karena lelahnya,

Nabi Musa dan Yusyi' tertidur lelap dan mereka tidak sadar kalau ikan yang mereka bawa terlepas. Ikan itu meninggalkan mereka menuju ke pantai.

Sesaat kemudian, keduanya terbangun dan melanjutkan perjalanan cukup jauh hingga kemudian keduanya merasa lelah lagi. Kali ini bukan hanya lelah saja yang mendera, namun juga perut yang mulai terasa sangat lapar.

"Apakah engkau tidak merasa lelah dan lapar Yusyi?" tanya Nabi Musa.

"Ya, saya pun merasa lelah dan lapar," jawab pembatunya itu.

"Kalau begitu, kita berhenti di sini sebentar," pinta Nabi Musa kepada pembantunya.

BERTEMU NABI KHIDIR.

Tiba-tiba saja terlintas di pikiran Nabi Musa untuk menjadikan ikan yang mereka bawa untuk makan siang. "Dimanakah ikan yang kita bawa tadi? Daripada kita kelaparan, biarlah ikan itu kita masak dan kita jadikan makan siang," Ujar Nabi Musa.

Yusyi' tersentak kaget, dia baru ingat bila Nabi Musa tadi berpesan untuk menjaga ikan itu dan melihat tempat lepasnya. Tapi kini, ikan itu telah lepas tanpa dia tahu keberadaannya."

"Maaf ya Nabi, aku telah lalai dengan pesanmu. Ikan yang kita bawa tadi telah lepas tanpa sepengetahuanku," kata Yusyi penuh penyesalan.

"Tidak Yusyi', ini juga salahku, setan telah membuat aku lupa dan lalai. Seharusnya aku yang lebih bertanggung jawab dan memperhatikan keadaan ikan itu," sahut Nabi Musa.

 "Apakah kamu masih bisa mengingat kapan terkahir ikan itu bersama kita?" tanya Nabi Musa.

"Kalau tidak salah, sewaktu kita beristirahat di bawah batu besar tadi ikan itu masih bersama kita. Aku tidak tahu lagi, setelah kita melanjutkan perjalanan, mungkin ikan itu terlepas saat kita tidur," jelas Yusyi'.

"Kala begitu, itulah tempat yang kita cari," seru Nabi Musa sangat senang. Keduanya pun segera berbalik arah mengikuti jejak pulang ke tempat yang mereka maksud, yaitu batu besar yang sebelumnya jadi tempat peristirahatan mereka.
Setelah keduanya sampai, sesaat kemudian keduanya bertemu dengan Nabi Khidir.

Nabi Khidir adalah orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT. Beliau lebih banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah dibandingkan dengan Nabi Musa a.s.

Perjalanan Nabi Musa Mencari Nabi Khidir

Perjalanan Nabi Musa Mencari Nabi Khidir
Kisah Islamiah kali ini hadir dengan kisah menarik lainnya yang berhubungan dengan sosok setan yang banyak menyebabkan lupa kepada manusia.

Lupa ini bisa membawa petaka.

Setan pun sering memanfaatkan titik lemah ini dari manusia. Betapa banyak mereka yang dibuat lupa dalam urusan dunia apalagi agama.

BERIKUT KISAHNYA.

Pada suatu waktu Nabi Musa pernah bertanya kepada kaumnya, siapa manusia yang lebih pintar dan berilmu lebih dari yang ia miliki.

"Wahai kaumku, adakah manusia di muka bumi ini yang kepandaiannya melebihi aku? Yang ilmunya lebih banyak daripada aku?"

(Red: Nabi Musa bertanya demikian semata pasti ingin mempelajari ilmu biar tambah berilmu, bukan bermaksud sombong sedikitpun di hadapan manusia).

 Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab, dan akahirnya Nabi Musa membawa pertanyaan pada Allah SWT, pencipta alam semesta.

"Ada. Di muka bumi itu masih ada yang lebih dari dirimu Musa," Allah berfirman.
"Lalu dimanakah tempat orang itu berada, Ya Allah?" tanya Nabi Musa.
"Dia berada di antara pertemuan dua laut," Allah berfirman lagi.
"Dalam perjalananmu nanti, bawalah seekor ikan. Nantinya ikan itu akan meninggalkanmu. Dia akan mencari jalan sendiri ke pantai atau laut. Di tempat itulah orang yang kau cari berada."

Akhirnya, Nabi Musa memulai perjalanannya. Selama itu, dia ditemani oleh pembantunya yang bernama Yusyi' bin Nun. Nabi Musa berpesan kepadanya,

"Ingatkanlah aku bila ikan ini lepas dan meningglakan kita." "Baiklah," jawab Yusyi'.

Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan. Dan setelah berjalan cukup jauh, Nabi Musa dan pembantunya merasa lelah. Nabi Musa memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah batu besar. Karena lelahnya,

Nabi Musa dan Yusyi' tertidur lelap dan mereka tidak sadar kalau ikan yang mereka bawa terlepas. Ikan itu meninggalkan mereka menuju ke pantai.

Sesaat kemudian, keduanya terbangun dan melanjutkan perjalanan cukup jauh hingga kemudian keduanya merasa lelah lagi. Kali ini bukan hanya lelah saja yang mendera, namun juga perut yang mulai terasa sangat lapar.

"Apakah engkau tidak merasa lelah dan lapar Yusyi?" tanya Nabi Musa.

"Ya, saya pun merasa lelah dan lapar," jawab pembatunya itu.

"Kalau begitu, kita berhenti di sini sebentar," pinta Nabi Musa kepada pembantunya.

BERTEMU NABI KHIDIR.

Tiba-tiba saja terlintas di pikiran Nabi Musa untuk menjadikan ikan yang mereka bawa untuk makan siang. "Dimanakah ikan yang kita bawa tadi? Daripada kita kelaparan, biarlah ikan itu kita masak dan kita jadikan makan siang," Ujar Nabi Musa.

Yusyi' tersentak kaget, dia baru ingat bila Nabi Musa tadi berpesan untuk menjaga ikan itu dan melihat tempat lepasnya. Tapi kini, ikan itu telah lepas tanpa dia tahu keberadaannya."

"Maaf ya Nabi, aku telah lalai dengan pesanmu. Ikan yang kita bawa tadi telah lepas tanpa sepengetahuanku," kata Yusyi penuh penyesalan.

"Tidak Yusyi', ini juga salahku, setan telah membuat aku lupa dan lalai. Seharusnya aku yang lebih bertanggung jawab dan memperhatikan keadaan ikan itu," sahut Nabi Musa.

 "Apakah kamu masih bisa mengingat kapan terkahir ikan itu bersama kita?" tanya Nabi Musa.

"Kalau tidak salah, sewaktu kita beristirahat di bawah batu besar tadi ikan itu masih bersama kita. Aku tidak tahu lagi, setelah kita melanjutkan perjalanan, mungkin ikan itu terlepas saat kita tidur," jelas Yusyi'.

"Kala begitu, itulah tempat yang kita cari," seru Nabi Musa sangat senang. Keduanya pun segera berbalik arah mengikuti jejak pulang ke tempat yang mereka maksud, yaitu batu besar yang sebelumnya jadi tempat peristirahatan mereka.
Setelah keduanya sampai, sesaat kemudian keduanya bertemu dengan Nabi Khidir.

Nabi Khidir adalah orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT. Beliau lebih banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah dibandingkan dengan Nabi Musa a.s.

Posted at 18.53 |  by Unknown
Awal Pertemuan Nabi Khidir Dan Tirmidzi
Kisah Nabi Khidir as.

Nabi Khidir as merupakan salah seorang nabi yang memiliki rahasia yang hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya secara persis.

Pada kesempatan kali ini, admin kisah islamiah akan sedikit menceritakan bagaimana sebenarnya awal pertemuan antara Nabi Khidir as dan ulama terkenal at-Tirmidzi.

Kisahnya.

Pada suatu kesempatan, Muhammad bin Ali at-Tirmidzi bersama dengan dua orang lainnya bertekad untuk melakukan pengembaraan mencari ilmu. Namun, ketika mereka hendak berangkat, jadi sedihlah hati ibunya.

"Wahai buah hati ibu," kata sang ibu.

 "Aku adalah seorang perempuan yang sudah tua dan lemah. Bila ananda pergi, maka tak ada lagi seorang pun yang ibunda punyai di atas dunia ini.
Selama ini anandalah tempat ibu bersandar, kepada siapakah ananda menitipkan ibunda yang sebatang kara dan lemah ini?" tutur ibundanya. Kata-kata itu menggoyahkan semangat Tirmidzi, dan akhirnya ia membatalkan niatnya.

Sementara kedua sahabatnya tetap berangkat mengembara mencari ilmu.

Pada suatu hari, Tirmidzi duduk di sebuah pemakaman meratapi nasibnya. "Di sinilah aku, tak ada yang peduli kepadku yang bodoh ini," guman Tirmidzi.

Sedangkan dua sahabtanya tadi hanya akan kembali sebagai orang-orang yang terpelajar dan berbeda dari sebelumnya.Bertemu Orang Tua di Pemakaman.

Tiba-tiba saja muncullah seorang tua dengan wajah berseri menegur Tirmidzi.

"Nak...mengapakah engkau menangis?" tanya orang tua itu.

Akhirnya Tirmidzi menceritakan segala keluh kesahnya selama ini.

 "Maukah engkau menerima pelajaran dariku setiap hari sehingga engkau dapat melampau batas kedua sahabatmu itu dalam waktu yang singkat?" tanya orang tua itu.

 "Aku bersedia," jawab Tirmidzi.

 Maka setiap hari orang tua itu memberikan pelajaran kepada Tirmidzi.

Setelah 3 tahun berlalu, barulah Tirmidzi menyadari bahwa sesungguhnya orang tua itu adalah Nabi Khidir as. Tirmidzi memperoleh keberuntungan yang seperti itu karena telah berbakti kepada ibundanya.

Itulah sedikit kisahnya,

Bayangkan kawand dalam waktu tempo tiga tahun barulah disadari Syeikh Tirmidzi kalau sebenarnya orang tua tersebut adalah Nabi Khidir as.

Awal Pertemuan Nabi Khidir Dan Tirmidzi

Awal Pertemuan Nabi Khidir Dan Tirmidzi
Kisah Nabi Khidir as.

Nabi Khidir as merupakan salah seorang nabi yang memiliki rahasia yang hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya secara persis.

Pada kesempatan kali ini, admin kisah islamiah akan sedikit menceritakan bagaimana sebenarnya awal pertemuan antara Nabi Khidir as dan ulama terkenal at-Tirmidzi.

Kisahnya.

Pada suatu kesempatan, Muhammad bin Ali at-Tirmidzi bersama dengan dua orang lainnya bertekad untuk melakukan pengembaraan mencari ilmu. Namun, ketika mereka hendak berangkat, jadi sedihlah hati ibunya.

"Wahai buah hati ibu," kata sang ibu.

 "Aku adalah seorang perempuan yang sudah tua dan lemah. Bila ananda pergi, maka tak ada lagi seorang pun yang ibunda punyai di atas dunia ini.
Selama ini anandalah tempat ibu bersandar, kepada siapakah ananda menitipkan ibunda yang sebatang kara dan lemah ini?" tutur ibundanya. Kata-kata itu menggoyahkan semangat Tirmidzi, dan akhirnya ia membatalkan niatnya.

Sementara kedua sahabatnya tetap berangkat mengembara mencari ilmu.

Pada suatu hari, Tirmidzi duduk di sebuah pemakaman meratapi nasibnya. "Di sinilah aku, tak ada yang peduli kepadku yang bodoh ini," guman Tirmidzi.

Sedangkan dua sahabtanya tadi hanya akan kembali sebagai orang-orang yang terpelajar dan berbeda dari sebelumnya.Bertemu Orang Tua di Pemakaman.

Tiba-tiba saja muncullah seorang tua dengan wajah berseri menegur Tirmidzi.

"Nak...mengapakah engkau menangis?" tanya orang tua itu.

Akhirnya Tirmidzi menceritakan segala keluh kesahnya selama ini.

 "Maukah engkau menerima pelajaran dariku setiap hari sehingga engkau dapat melampau batas kedua sahabatmu itu dalam waktu yang singkat?" tanya orang tua itu.

 "Aku bersedia," jawab Tirmidzi.

 Maka setiap hari orang tua itu memberikan pelajaran kepada Tirmidzi.

Setelah 3 tahun berlalu, barulah Tirmidzi menyadari bahwa sesungguhnya orang tua itu adalah Nabi Khidir as. Tirmidzi memperoleh keberuntungan yang seperti itu karena telah berbakti kepada ibundanya.

Itulah sedikit kisahnya,

Bayangkan kawand dalam waktu tempo tiga tahun barulah disadari Syeikh Tirmidzi kalau sebenarnya orang tua tersebut adalah Nabi Khidir as.

Posted at 18.22 |  by Unknown
Beberapa Nama Khidir Dan Kelebihannya
Kisah Islamiah malam dengan Kisah Nabi Khidir as. Siapa yang tak pernah dengar tentang keunikan Nabi Khidir as, pastinya semua pernah mendengarnya kan.

Kisahnya.

Asal nama Khidir dan beberapa kelebihannya. Ada orang yang memanggilnya Khadir, Al-Khadir atau Al-Khidir. Sesungguhnya nama ini diidentikkan dengan nama Allah SWT yang menyerupai malaikat.

Bisa diungkapkan sebagian orang kalau ia berkenan, walaupun tidak semudah siapa yang menginginkan pertemuan dengannya. Untuk itu, mari kita lihat beberapa riwayat yang menceritakan tentang Nabi Khidir as berikut ini. Sementara itu, Ibnu Asakir dan sahabat-sahabatnya meriwayatkan, bahwa hamba Allah yang satu ini digelari "Khidir"

karena perubahan warna di sekitarnya menjadi kehijauan bila ia sedang shalat di suatu tempat. Sahabat Nabi yang bernama Ikrimah meriwayatkan yang serupa kepada Ibnu Abi Hatim. Berkata Ikrimah,

"Dia digelari Khidir karena bila dia duduk di suatu tempat maka cahaya di sekitar tempat itu akan berubah menjadi kehijauan. Mungkin karena pakaiannya yang berwarna hijau." Berkata As-Sayyidi, "

Apabila Khidir berdiri di atas suatu tanah lapang yan gersang, maka dimana kakinya berpijak akan ditumbuhi rumput yang masih hijau hingga menutupi kedua telapak kakinya.

Hal ini terjadi karena kebaikan pribadinya." Hal serupa diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah SAW bahwa jika Khidir duduk di atas tumpukan jerami yang telah kering, maka jerami tersebut akan menjadi hijau kembali.

Bukan main kepribadian yang beliau miliki ini.

 Wallahu A'lam..

Beberapa Nama Khidir Dan Kelebihannya

Beberapa Nama Khidir Dan Kelebihannya
Kisah Islamiah malam dengan Kisah Nabi Khidir as. Siapa yang tak pernah dengar tentang keunikan Nabi Khidir as, pastinya semua pernah mendengarnya kan.

Kisahnya.

Asal nama Khidir dan beberapa kelebihannya. Ada orang yang memanggilnya Khadir, Al-Khadir atau Al-Khidir. Sesungguhnya nama ini diidentikkan dengan nama Allah SWT yang menyerupai malaikat.

Bisa diungkapkan sebagian orang kalau ia berkenan, walaupun tidak semudah siapa yang menginginkan pertemuan dengannya. Untuk itu, mari kita lihat beberapa riwayat yang menceritakan tentang Nabi Khidir as berikut ini. Sementara itu, Ibnu Asakir dan sahabat-sahabatnya meriwayatkan, bahwa hamba Allah yang satu ini digelari "Khidir"

karena perubahan warna di sekitarnya menjadi kehijauan bila ia sedang shalat di suatu tempat. Sahabat Nabi yang bernama Ikrimah meriwayatkan yang serupa kepada Ibnu Abi Hatim. Berkata Ikrimah,

"Dia digelari Khidir karena bila dia duduk di suatu tempat maka cahaya di sekitar tempat itu akan berubah menjadi kehijauan. Mungkin karena pakaiannya yang berwarna hijau." Berkata As-Sayyidi, "

Apabila Khidir berdiri di atas suatu tanah lapang yan gersang, maka dimana kakinya berpijak akan ditumbuhi rumput yang masih hijau hingga menutupi kedua telapak kakinya.

Hal ini terjadi karena kebaikan pribadinya." Hal serupa diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah SAW bahwa jika Khidir duduk di atas tumpukan jerami yang telah kering, maka jerami tersebut akan menjadi hijau kembali.

Bukan main kepribadian yang beliau miliki ini.

 Wallahu A'lam..

Posted at 18.00 |  by Unknown

Sabtu, 21 Desember 2013

Bahaya Belajar Agama Lewat Internet / Buku Tanpa Guru  ﻭَﻻَ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠْﻢٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻭَﺍﻟْﻔُﺆَﺍﺩَ ﻛُﻞُّ ﺃُﻭﻟـﺌِﻚَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣَﺴْﺆُﻭﻻً )ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ :
36 )

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS. Al-Israa’:36)

Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib berkata,

“Tidak akan didapat ilmu (yang bermanfa’at-pen) kecuali dengan enam perkara……yaitu harus CERDAS, SEMANGAT, BERSABAR, MEMILIKI BIAYA, MEMILIKI GURU PEMBIMBING DAN                                                                                    WAKTU YANG LAMA.

” Berkata Al-Kholil bin Ahmad,

ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺭﺟﻞ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻏﺎﻓﻞ ﻓﻨﺒﻬﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﺟﺎﻫﻞ ﻓﻌﻠﻤﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻋﺎﻗﻞ ﻓﺎﺗﺒﻌﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻣﺎﺋﻖ ﻓﺎﺣﺬﺭﻭﻩ

“Orang-orang itu ada empat macam:
1. Seorang yang mengetahui dan tidak mengetahui bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang lalai maka ingatkalah ia
2. Dan seorang yang tidak tahu dan ia mengetahui bahwasanya ia tidak tahu, itulah orang yang jahil (bodoh) maka ajarilah ia.
3. Dan seorang yang mengetahui dan ia tahu bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang pandai maka ikutilah.
4. Dan seorang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwsanya ia tidak tahu, dan dia mengajarkan orang, itulah orang tolol maka jauhilah dia” (Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/441 no 828)

Sudah sejak lama Alfaqier ingin membahas tentang hal ini. Baru sekarang rupanya momen yang tepat. Alfaqier menulis ini bukan supaya pembaca jadi tidak pernah lagi kirim2an artikel Islami via email, browsing web2 religius, Fb , tapi sekedar untuk mengingatkan bahwa itu saja tidak cukup.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam belajar agama di internet ini,
1. Bahaya Dengan adanya sumber yang berlimpah, maka orang merasa sudah tahu, dan merasa tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang yang lebih tahu.

Padahal seringkali apa yang kita baca di internet tidak sepenuhnya kita pahami sebagaimana yang diinginkan oleh penulisnya.

Dan Pembaca juga gak tau SIAPA SI PENULIS. Terutama jika situasi dan kondisi penulis tidak sama dengan situasi dan kondisi pembaca. Seperti Qur’an yang terkadang hanya bisa dipahami dari asbabun nuzulnya, bukan hanya dari apa yang tertulis saja…

2. Merasa tidak perlu menuntut Ilmu kepada Ulama.

Ini juga menjadi penyakit yang sangat parah. Bersilaturrahiim kepada ulama tidak bisa digantikan dengan baca-baca buku dan browsing internet.
Pahala duduk dalam majelis ilmu, fadhilah memandang wajah ulama, keutamaan duduk dalam majelis-majelis dzikir, manfaat mendengar bayan dan penjelasan ulama, jelas tidak bisa didapat dengan duduk berlama-lama memencet tuts keyboard dan meng-klik mouse. Dan, menghadiri majlis Ilmu ini bukan hanya sekedar saat kita ingin bertanya tentang masalah hukum agama saja. Silaturrahiim kepada ulama ini memang banyak fadhilahnya.

Dan untuk menanyakan persoalanpun, sebenarnya tidak sopan kalau cuma sms-an, tapi akan lebih ber-adab jika berkunjung dan meminta nasehat langsung. Tentu saja, untuk saat-saat darurat, tidak mengapa jika terpaksa menelepon atau kirim sms…

3. Internet tidak pandai memilah-milah karena Internet juga gak ada gurunya, makanya yang belajar via Internet atau buku itu sesat menyesatkan) mana yang penting dan mana yang tidak. Karena internet tidak pandai/tidak ada gurunya, lalu kemudian kita sendiri yang memilah-milah, bahan dan apa yang akan kita baca.

Dan kemudian kita memilah-milah berdasarkan apa yang terjadi dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Masalahnya adalah,
terkadang, perkara yang amat penting itu tidak kita jumpai (baca: tidak kita rasakan) dalam kehidupan sehari-hari, padahal itu ada.

Akhirnya terkadang kita jadi sibuk dengan membahas perkara2 yang sebenarnya biasa-biasa saja dan melupakan perkara-perkara lain yang lebih penting, karena hasil googling “I’m Feeling LuckyTM” membawa kita kesana.

4. Internet itu rimba belantara. Tidak ada sesiapapun yang mengontrol benar dan salah di internet. Sebagaimana di hutan dimana yang menjadi raja adalah yang paling kuat, di belantara internet, yang menjadi raja adalah yang paling tinggi rangking google rank-nya. Kalau dalam dunia bisnis dan dunia eknomi yang memang sehari-hari berkutat dengan internet sih tidak masalah.

Karena pada saat itu, benar dan salah jadi tidak ada, yang ada hanya request and demand. Tapi dalam hal agama, dimana ulama-ulama hakiki (ulama yang sesungguhnya) sedang sibuk dengan dzikir, muroqobah, dan murajaah, maka orang-orang yang merasa tahu menuliskan apa yang mereka rasa tahu dan dibaca oleh orang yang sama-sama tidak tahu, dan… begitulah. Mudahnya fasilitas forward dan copy paste juga membuat sebuah pendapat yang sebenarnya belum tentu benar, jadi terlihat benar karena ada dimana-mana. Duh..ba…ha…ya….

MENGAPA BELAJAR PERLU GURU ? MANFAAT BERGURU adalah agar terhindar dari perkara-perkara yang SESAT & untuk mnghindari FITNAH.

Adapun fungsi GURU atau SANAD (sandaran) adalah mencegah manusia untuk berbicara semaunya /seenak Gue, atau bicara hanya berdasarkan dari kerangka otaknya doang. DENGAN SANAD, maka Hal-hal yang diajarkan Rosululloh, terjaga keaslian isi ilmunya, tanpa ada yang dikurangi atau di tambah-tambah (DI MODIFIKASI MANUSIA).

( Kata Al-Imam Ali Zainal Abidin “laula isnada ma qola sa’a ma sa’a”= jika tanpa isnad memang orang bisa berkata apa saja yang dikehendakinya. ) Belum ada dalam sejarah seorang ulama besar lahir dari belajar kepada buku atau dari internet.

Yang Ada Qulama (Sesat jadi ulama) Ilmu adalah keahlian dan setiap keahlian membutuhkan ahlinya, maka untuk mempelajarinya membutuhkan muallimnya yang ahli (guru pembimbing). Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid berkata,

“Ini hampir menjadi titik kesepakatan di antara para ulama kecuali yang menyimpang.” Ada ungkapan, “Barangsiapa masuk ke dalam ilmu sendirian maka dia keluar sendirian.” Syaikh Bakr berkata, “Maksudnya barangsiapa masuk ke dalam ilmu tanpa syaikh maka dia keluar darinya tanpa ilmu, hanya mendapatkan kesesatan.” Syaikh Bakr menukil ucapan ash- Shafadi, “Jangan mengambil ilmu dari shahafi (ahli tajwid) dan jangan pula dari mushafi

(org yg berpendat menurut dirinya sendiri), lalu Syaikh Bakr berkata,
“Yakni jangan pelajari al-Qur`an kepada orang yang ahli membaca tapi pelajari dari Ahli ilmu (Ulama) dan jangan membaca hadits dan lainnya dari orang yang mengambilnya dari buku.

” Sebagian ulama berkata,

 ﻓَﻴَﻘِﻴْﻨُﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤُﺸْﻜِﻼَﺕِ ﻇُﻨُﻮْﻥُ ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳُﺸَﺎﻓِﻪْ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﺑِﺄُﺻُﻮْﻟِﻪِ

Barangsiapa tidak mengambil dasar ilmu dari ulama, maka keyakinannya dalam perkara adalah TERTOLAK Abu Hayyan berkata,

 ﻳَﻈُﻦَّ ﺍﻟﻐَﻤْﺮُ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻜُﺘُﺐَ ﺗَﻬْﺪِﻱ ﺃَﺧَﺎ ﻓَﻬْﻢٍ ﻹِﺩْﺭَﺍﻙِ ﺍﻟﻌُﻠُﻮْﻡِ

Anak muda mengira bahwa buku membimbing orang yang mau memahami untuk mendapatkan ilmu

 ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺪْﺭِﻱ ﺍﻟﺠَﻬُﻮْﻝُ ﺑِﺄَﻥَّ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻏَﻮَﺍﻣِﺾَ ﺣَﻴَّﺮَﺕْ ﻋَﻘْﻞَ ﺍﻟﻔَﻬِﻴْﻢِ

Orang bodoh tidak mengetahui bahwa di dalamnya terdapat kesulitan yang membingungkan akal orang

 ﺇِﺫَ ﺭُﻣْﺖَ ﺍﻟﻌُﻠُﻮْﻡَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺷَﻴْﺦٍ ﺿَﻠَﻠْﺖَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁِ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢْ

Jika kamu menginginkan ilmu tanpa syaikh, niscaya kamu tersesat dari jalan yang lurus

ﻭَﺗَﻠْﺘَﺒِﺲُ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺼِﻴْﺮَ ﺃَﺿَﻞَّ ﻣِﻦْ ﺗُﻮْﻣَﺎ ﺍﻟﺤَﻜِﻴْﻢِ

Perkara-perkara menjadi rancu atasmu sehingga kamu kebih tersesat daripada Tuma al-Hakim Alfaqier yakin masih banyak nomor alasan lain akan bahaya ilmu tanpa guru.

Alfaqier hanya ingin sekedar mengingatkan diri Alfaqier sendiri dan semoga bermanfa’at untuk yang lain, agar kita sering-sering berkunjung kepada ulama, giat mengikuti Majelis-majelis Ilmu, belajar agama di the real world. “Cut your wire sometime” Wallohu ‘Alam.

 Sumber : Ustadz Sulaiman Pengembara, Surabaya

Bahaya Belajar Agama Lewat Internet / Buku Tanpa Guru

Bahaya Belajar Agama Lewat Internet / Buku Tanpa Guru  ﻭَﻻَ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠْﻢٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻭَﺍﻟْﻔُﺆَﺍﺩَ ﻛُﻞُّ ﺃُﻭﻟـﺌِﻚَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣَﺴْﺆُﻭﻻً )ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ :
36 )

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS. Al-Israa’:36)

Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib berkata,

“Tidak akan didapat ilmu (yang bermanfa’at-pen) kecuali dengan enam perkara……yaitu harus CERDAS, SEMANGAT, BERSABAR, MEMILIKI BIAYA, MEMILIKI GURU PEMBIMBING DAN                                                                                    WAKTU YANG LAMA.

” Berkata Al-Kholil bin Ahmad,

ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺭﺟﻞ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻏﺎﻓﻞ ﻓﻨﺒﻬﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﺟﺎﻫﻞ ﻓﻌﻠﻤﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻋﺎﻗﻞ ﻓﺎﺗﺒﻌﻮﻩ ﻭﺭﺟﻞ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻓﺬﺍﻙ ﻣﺎﺋﻖ ﻓﺎﺣﺬﺭﻭﻩ

“Orang-orang itu ada empat macam:
1. Seorang yang mengetahui dan tidak mengetahui bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang lalai maka ingatkalah ia
2. Dan seorang yang tidak tahu dan ia mengetahui bahwasanya ia tidak tahu, itulah orang yang jahil (bodoh) maka ajarilah ia.
3. Dan seorang yang mengetahui dan ia tahu bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang pandai maka ikutilah.
4. Dan seorang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwsanya ia tidak tahu, dan dia mengajarkan orang, itulah orang tolol maka jauhilah dia” (Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/441 no 828)

Sudah sejak lama Alfaqier ingin membahas tentang hal ini. Baru sekarang rupanya momen yang tepat. Alfaqier menulis ini bukan supaya pembaca jadi tidak pernah lagi kirim2an artikel Islami via email, browsing web2 religius, Fb , tapi sekedar untuk mengingatkan bahwa itu saja tidak cukup.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam belajar agama di internet ini,
1. Bahaya Dengan adanya sumber yang berlimpah, maka orang merasa sudah tahu, dan merasa tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang yang lebih tahu.

Padahal seringkali apa yang kita baca di internet tidak sepenuhnya kita pahami sebagaimana yang diinginkan oleh penulisnya.

Dan Pembaca juga gak tau SIAPA SI PENULIS. Terutama jika situasi dan kondisi penulis tidak sama dengan situasi dan kondisi pembaca. Seperti Qur’an yang terkadang hanya bisa dipahami dari asbabun nuzulnya, bukan hanya dari apa yang tertulis saja…

2. Merasa tidak perlu menuntut Ilmu kepada Ulama.

Ini juga menjadi penyakit yang sangat parah. Bersilaturrahiim kepada ulama tidak bisa digantikan dengan baca-baca buku dan browsing internet.
Pahala duduk dalam majelis ilmu, fadhilah memandang wajah ulama, keutamaan duduk dalam majelis-majelis dzikir, manfaat mendengar bayan dan penjelasan ulama, jelas tidak bisa didapat dengan duduk berlama-lama memencet tuts keyboard dan meng-klik mouse. Dan, menghadiri majlis Ilmu ini bukan hanya sekedar saat kita ingin bertanya tentang masalah hukum agama saja. Silaturrahiim kepada ulama ini memang banyak fadhilahnya.

Dan untuk menanyakan persoalanpun, sebenarnya tidak sopan kalau cuma sms-an, tapi akan lebih ber-adab jika berkunjung dan meminta nasehat langsung. Tentu saja, untuk saat-saat darurat, tidak mengapa jika terpaksa menelepon atau kirim sms…

3. Internet tidak pandai memilah-milah karena Internet juga gak ada gurunya, makanya yang belajar via Internet atau buku itu sesat menyesatkan) mana yang penting dan mana yang tidak. Karena internet tidak pandai/tidak ada gurunya, lalu kemudian kita sendiri yang memilah-milah, bahan dan apa yang akan kita baca.

Dan kemudian kita memilah-milah berdasarkan apa yang terjadi dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Masalahnya adalah,
terkadang, perkara yang amat penting itu tidak kita jumpai (baca: tidak kita rasakan) dalam kehidupan sehari-hari, padahal itu ada.

Akhirnya terkadang kita jadi sibuk dengan membahas perkara2 yang sebenarnya biasa-biasa saja dan melupakan perkara-perkara lain yang lebih penting, karena hasil googling “I’m Feeling LuckyTM” membawa kita kesana.

4. Internet itu rimba belantara. Tidak ada sesiapapun yang mengontrol benar dan salah di internet. Sebagaimana di hutan dimana yang menjadi raja adalah yang paling kuat, di belantara internet, yang menjadi raja adalah yang paling tinggi rangking google rank-nya. Kalau dalam dunia bisnis dan dunia eknomi yang memang sehari-hari berkutat dengan internet sih tidak masalah.

Karena pada saat itu, benar dan salah jadi tidak ada, yang ada hanya request and demand. Tapi dalam hal agama, dimana ulama-ulama hakiki (ulama yang sesungguhnya) sedang sibuk dengan dzikir, muroqobah, dan murajaah, maka orang-orang yang merasa tahu menuliskan apa yang mereka rasa tahu dan dibaca oleh orang yang sama-sama tidak tahu, dan… begitulah. Mudahnya fasilitas forward dan copy paste juga membuat sebuah pendapat yang sebenarnya belum tentu benar, jadi terlihat benar karena ada dimana-mana. Duh..ba…ha…ya….

MENGAPA BELAJAR PERLU GURU ? MANFAAT BERGURU adalah agar terhindar dari perkara-perkara yang SESAT & untuk mnghindari FITNAH.

Adapun fungsi GURU atau SANAD (sandaran) adalah mencegah manusia untuk berbicara semaunya /seenak Gue, atau bicara hanya berdasarkan dari kerangka otaknya doang. DENGAN SANAD, maka Hal-hal yang diajarkan Rosululloh, terjaga keaslian isi ilmunya, tanpa ada yang dikurangi atau di tambah-tambah (DI MODIFIKASI MANUSIA).

( Kata Al-Imam Ali Zainal Abidin “laula isnada ma qola sa’a ma sa’a”= jika tanpa isnad memang orang bisa berkata apa saja yang dikehendakinya. ) Belum ada dalam sejarah seorang ulama besar lahir dari belajar kepada buku atau dari internet.

Yang Ada Qulama (Sesat jadi ulama) Ilmu adalah keahlian dan setiap keahlian membutuhkan ahlinya, maka untuk mempelajarinya membutuhkan muallimnya yang ahli (guru pembimbing). Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid berkata,

“Ini hampir menjadi titik kesepakatan di antara para ulama kecuali yang menyimpang.” Ada ungkapan, “Barangsiapa masuk ke dalam ilmu sendirian maka dia keluar sendirian.” Syaikh Bakr berkata, “Maksudnya barangsiapa masuk ke dalam ilmu tanpa syaikh maka dia keluar darinya tanpa ilmu, hanya mendapatkan kesesatan.” Syaikh Bakr menukil ucapan ash- Shafadi, “Jangan mengambil ilmu dari shahafi (ahli tajwid) dan jangan pula dari mushafi

(org yg berpendat menurut dirinya sendiri), lalu Syaikh Bakr berkata,
“Yakni jangan pelajari al-Qur`an kepada orang yang ahli membaca tapi pelajari dari Ahli ilmu (Ulama) dan jangan membaca hadits dan lainnya dari orang yang mengambilnya dari buku.

” Sebagian ulama berkata,

 ﻓَﻴَﻘِﻴْﻨُﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤُﺸْﻜِﻼَﺕِ ﻇُﻨُﻮْﻥُ ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳُﺸَﺎﻓِﻪْ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﺑِﺄُﺻُﻮْﻟِﻪِ

Barangsiapa tidak mengambil dasar ilmu dari ulama, maka keyakinannya dalam perkara adalah TERTOLAK Abu Hayyan berkata,

 ﻳَﻈُﻦَّ ﺍﻟﻐَﻤْﺮُ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻜُﺘُﺐَ ﺗَﻬْﺪِﻱ ﺃَﺧَﺎ ﻓَﻬْﻢٍ ﻹِﺩْﺭَﺍﻙِ ﺍﻟﻌُﻠُﻮْﻡِ

Anak muda mengira bahwa buku membimbing orang yang mau memahami untuk mendapatkan ilmu

 ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺪْﺭِﻱ ﺍﻟﺠَﻬُﻮْﻝُ ﺑِﺄَﻥَّ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻏَﻮَﺍﻣِﺾَ ﺣَﻴَّﺮَﺕْ ﻋَﻘْﻞَ ﺍﻟﻔَﻬِﻴْﻢِ

Orang bodoh tidak mengetahui bahwa di dalamnya terdapat kesulitan yang membingungkan akal orang

 ﺇِﺫَ ﺭُﻣْﺖَ ﺍﻟﻌُﻠُﻮْﻡَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺷَﻴْﺦٍ ﺿَﻠَﻠْﺖَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁِ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢْ

Jika kamu menginginkan ilmu tanpa syaikh, niscaya kamu tersesat dari jalan yang lurus

ﻭَﺗَﻠْﺘَﺒِﺲُ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺼِﻴْﺮَ ﺃَﺿَﻞَّ ﻣِﻦْ ﺗُﻮْﻣَﺎ ﺍﻟﺤَﻜِﻴْﻢِ

Perkara-perkara menjadi rancu atasmu sehingga kamu kebih tersesat daripada Tuma al-Hakim Alfaqier yakin masih banyak nomor alasan lain akan bahaya ilmu tanpa guru.

Alfaqier hanya ingin sekedar mengingatkan diri Alfaqier sendiri dan semoga bermanfa’at untuk yang lain, agar kita sering-sering berkunjung kepada ulama, giat mengikuti Majelis-majelis Ilmu, belajar agama di the real world. “Cut your wire sometime” Wallohu ‘Alam.

 Sumber : Ustadz Sulaiman Pengembara, Surabaya

Posted at 16.50 |  by Unknown

Minggu, 15 Desember 2013

wanita pertama penghuni surga
Wanita Pertama Penghuni Surga bukanlah putri seorang nabi, melainkan Dialah Mutiah. Mengapa bisa demikian? Siti Fatimah Putri Rasul pun sangat penasaran dibutanya.Ikuti kisahnya.

 Kisahnya.Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelah Ummahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW.?
Rasulullah bersabda:
Dialah Mutiah.Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW.

itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

 Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

 “Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.

” Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun).

Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu. “Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?” Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab,

“Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya.

Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.” Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW.

Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari. Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya.

Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.

 Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya. Semakin galau hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.

 Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona. kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya.

Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang.

Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah. Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah.

Dan pada hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja.

Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja. Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya.

Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama.

Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah…

Tsumma Subhanallah. Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan.

Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.

 “Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.” Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.

 Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

wanita pertama penghuni surga

wanita pertama penghuni surga
Wanita Pertama Penghuni Surga bukanlah putri seorang nabi, melainkan Dialah Mutiah. Mengapa bisa demikian? Siti Fatimah Putri Rasul pun sangat penasaran dibutanya.Ikuti kisahnya.

 Kisahnya.Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelah Ummahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW.?
Rasulullah bersabda:
Dialah Mutiah.Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW.

itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

 Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

 “Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.

” Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun).

Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu. “Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?” Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab,

“Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya.

Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.” Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW.

Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari. Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya.

Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.

 Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya. Semakin galau hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.

 Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona. kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya.

Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang.

Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah. Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah.

Dan pada hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja.

Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja. Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya.

Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama.

Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah…

Tsumma Subhanallah. Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan.

Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.

 “Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.” Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.

 Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

Posted at 15.47 |  by Unknown
Produser Film Fitna Dirikan Partai Islam Pertama di EropaMantan Politikus anti-Islam Belanda, Arnoud Van Doorn yang juga merupakan Produser Film Fitna tak berhenti menyesali perbuatannya sebelum menjadi muslim. Ia pun telah menjelaskan kepada ibu, istri dan ketiga anaknya tentang agama yang dipeluknya saat ini.

“Seluruh hidupku sebelum Islam begitu kosong tanpa makna,” kata dia.
Berbagai upaya penebusan dosanya dimasa lalu telah dilakukan, diantaranya ia berencana mendirikan partai politik Islam pertama di Eropa. Partai ini akan fokus memperjuangkan hak Muslim di seluruh Eropa.

“Partai ini akan terdiri dari kalangan Muslim dan non-Muslim yang bersimpati terhadap Islam dan Muslim,” kata dia seperti dilansir Saudi Gazzete, Rabu (30/10).

Van Doorn mengatakan niatan ini merupakan janjinya sebagai penebusan dosanya di masa lalu. “Saya berharap Allah menerima tobat saya dan memaafkan saya,” kata dia.

Selain mendirikan partai, produsen film fitna ini akan memproduksi film berjudul Muhammad. Film ini dimaksudkan guna meluruskan apa yang salah dari film fitna. “Kami juga menyiapkan film pendek guna menceritakan kisah Rasulullah dalam lima bahasa dan didistribusikan ke seluruh Eropa,” kata dia.

Tak hanya itu, Van Doorn juga akan memproduksi sebuah film tentang sejarah Madinah berjudul “Madinah : Sejarah Islam”. Ia juga akan menulis sebuah buku tentang pengalamannya berhaji. “Saya tidak pernah lupa, bagaimana seorang petugas keamanan membawa jamaah haji tua dipunggungnya, dan mengantarnya ke lokasi lontar jumrah,” kata dia. 

Produser Film Fitna Dirikan Partai Islam Pertama di Eropa

Produser Film Fitna Dirikan Partai Islam Pertama di EropaMantan Politikus anti-Islam Belanda, Arnoud Van Doorn yang juga merupakan Produser Film Fitna tak berhenti menyesali perbuatannya sebelum menjadi muslim. Ia pun telah menjelaskan kepada ibu, istri dan ketiga anaknya tentang agama yang dipeluknya saat ini.

“Seluruh hidupku sebelum Islam begitu kosong tanpa makna,” kata dia.
Berbagai upaya penebusan dosanya dimasa lalu telah dilakukan, diantaranya ia berencana mendirikan partai politik Islam pertama di Eropa. Partai ini akan fokus memperjuangkan hak Muslim di seluruh Eropa.

“Partai ini akan terdiri dari kalangan Muslim dan non-Muslim yang bersimpati terhadap Islam dan Muslim,” kata dia seperti dilansir Saudi Gazzete, Rabu (30/10).

Van Doorn mengatakan niatan ini merupakan janjinya sebagai penebusan dosanya di masa lalu. “Saya berharap Allah menerima tobat saya dan memaafkan saya,” kata dia.

Selain mendirikan partai, produsen film fitna ini akan memproduksi film berjudul Muhammad. Film ini dimaksudkan guna meluruskan apa yang salah dari film fitna. “Kami juga menyiapkan film pendek guna menceritakan kisah Rasulullah dalam lima bahasa dan didistribusikan ke seluruh Eropa,” kata dia.

Tak hanya itu, Van Doorn juga akan memproduksi sebuah film tentang sejarah Madinah berjudul “Madinah : Sejarah Islam”. Ia juga akan menulis sebuah buku tentang pengalamannya berhaji. “Saya tidak pernah lupa, bagaimana seorang petugas keamanan membawa jamaah haji tua dipunggungnya, dan mengantarnya ke lokasi lontar jumrah,” kata dia. 

Posted at 06.46 |  by Unknown
© 2013 titis tulis. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top